Senin, 28 April 2008

Hujanku Di Kelabu Jingga

Si kecil berlari ke arahku, dia berikan buku birunya yang telah usang. Kubuka dan kubaca. dia tersenyum dan berlari lagi

Cerminku memudar
sinarnya hilang entah kemana
terkirim pada malaikat berwajah ramah, atau mati?

Cerminku tak lagi jadi cerminku
cermin yang selalu membayangi mimpiku
mengindahkan setiap malam tidurku
serminku retak. entah kenapa.

Lalu jika kemarin cermin menjadi siangku
sekarang apa?
Aku cuma menjadi gelap yang jauh dari si pembawa tiara Perak
yang berlari dengan kudanya.

Dari kejauhan kulihat si kecil tetap berlari. Matanya basah. Ia tak melihat harapan di langit senja. Si kesil lantas tak pernah kulihat lagi. juga oleh si cermin.

Tidak ada komentar: